ANALISIS DAMPAK KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DAN KAITANNYA TERHADAP ILMU-ILMU SOSIAL DAN KEHIDUPAN
ANALISIS DAMPAK KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DAN KAITANNYA TERHADAP ILMU-ILMU SOSIAL DAN KEHIDUPAN
Oleh : Nicholas Bayu Mahendra
Industri dan teknologi. 2 hal yang menunjang dan mempermudah kegiatan kita sehari-hari di era yang serba dinamis ini. Industri dan teknologi sejak dahulu memang sudah berkaitan erat satu sama lain terutama dalam mengembangkan diri untuk memenuhi permintaan pasar dan masyarakat yang makin tahun makin bertambah jumlah dan ragamnya. Tak henti-hentinya 2 sektor vital dalam pembangunan sebuah negara ini pun memperbaharui dirinya sendiri. Berbagai pembaharuan baik itu inovasi, kreasi, hingga revolusi telah dan akan terus dilakukan selama permintaan pasar masih akan terus meningkat.
Di masa sekarang ini, kita telah mengenal dan mengetahui istilah yang tak asing lagi bagi kita mengenai pembaharuan di bidang industri dan teknologi yaitu Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 atau juga yang biasa dikenal dengan istilah “Cyber Physical System” ini merupakan fenomena yang mengolaborasikan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada tahun 2014 menyatakan bahwa arti dari Revolusi Industri 4.0 adalah sebagai sebuah transformasi komprehensif dari segala aspek produksi yang terjadi di dunia industri melalui penggabungan antara teknologi digital serta internet dengan industri konvensional. Konsep dari Revolusi Industri 4.0 didefinisikan sebagai perubahan revolusioner berbasiskan berbagai teknologi terkini. Revolusi ini ditandai dengan munculnya Cyber Physical System, Internet of Things (IoT), Big Data, dan berbagai layanan yang memanfaatkan teknologi terbaru dalam perkembangan dunia industri. Dari situ, kita mengetahui bahwa Revolusi Industri 4.0 ini menambah tingkat efektivitas dan efisiensi dalam suatu lingkungan kerja. Dalam dunia industri, hal ini berdampak signifikan terhadap kualitas kerja dan biaya produksi. Namun pada kenyataannya, tak hanya bidang industri, Revolusi Industri 4.0 ini berdampak ke seluruh lapisan masyarakat.
Penerapan
Revolusi Industri 4.0 di kehidupan kita sehari-hari dapat kita jumpai dengan
mudah melalui beberapa aplikasi yang kita gunakan pada gawai kita. Salah satu
contoh teknologi berbasis aplikasi tersebut adalah aplikasi Ojek Online atau
yang biasa kita singkat sebagai Ojol. Berbagai perusahaan telah mengembangkan
aplikasi mereka agar semakin canggih serta memperbanyak fitur demi menunjang permintaan
dalam kegiatan mobilisasi pengguna mereka. Dari sekian banyak perusahaan
penyedia jasa Ojol ini (Gojek, Uber, Shopee, Traveloka, dan lain-lain), kita
akan memfokuskan diri kepada perusahaan pelopor penyedia layanan jasa Ojol di
Indonesia, yaitu Gojek.
Sejak
didirikan pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim, perusahaan yang telah
berkontribusi lebih dari 7,1 triliun dolar AS bagi roda perekonomian di
Indonesia ini, kini telah mempunyai lebih dari 2 juta mitra driver di
seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan yang turut serta berkembang dalam era
digitalisasi Revolusi Industri 4.0, Gojek telah melakukan berbagai inovasi dan
perkembangan yang memanfaatkan dunia teknologi bagi pertumbuhan perusahaan itu
sendiri. Gojek berfokus pada layanan angkutan melalui jasa ojek. Nampaknya terdengar
sederhana, menggabungkan jasa layanan ojek dengan otomatisasi teknologi. Namun,
ide inilah yang telah membawa dampak dan perubahan besar bagi masyarakat serta
perekonomian di Indonesia di masa sekarang ini.
Pada awalnya, Gojek hanya berfokus pada layanan ojek online, yaitu jasa layanan transportasi menggunakan sepeda motor dengan cara memboncengkan penumpang yang dapat dipesan melalui aplikasi. Namun, seiring dengan perkembangannya, Gojek kini telah memperluas fungsi kegunaan yang dimilikinya dengan menghadirkan fitur-fitu lain seperti Gocar (layanan taksi berbasis aplikasi), Gofood (layanan pesan antar makanan), Gopay (dompet digital/uang elektronik), dan Gosend (layanan antar barang). Fitur-fitur baru yang dihadirkan tersebut tentunya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen yang kian hari kian bertambah.
Gojek
memanfaatkan beberapa teknologi yang menjadi pilar utama dalam industri
digital, beberapa contoh di antaranya adalah Artificial Intelligence (AI),
otomatisasi, dan cyber security. Teknologi AI dalam aplikasi Gojek
digunakan contohnya untuk memperkirakan daerah mana yang memiliki banyak
penumpang sehingga tarif per kilometer dapat naik dan untuk memperkirakan rute
terbaik driver Gojek agar dapat cepat sampai tujuan. Sedangkan
otomatisasi contohnya digunakan dalam pemesanan layanan ojek oleh pelanggan
yang dulunya harus melewati costumer service terlebih dahulu, sekarang
dapat langsung disampaikan menuju driver yang terdekat tanpa harus
melewati costumer service. Dan yang terakhir pada cyber security, digunakan
untuk menilai rekam jejak driver yang dapat dilihat melalui penilaian
dari pelanggan, jika kelak terjadi suatu kejahatan yang dilakukan oleh driver
Gojek itu sendiri.
Dari
penjelasan di atas, kita telah mengetahui bahwa Revolusi Industri 4.0 melalui penerapannya
pada masyarakat di bidang transportasi dan mobilisasi membawa pengaruh positif
yang sangat banyak. Pengaruh-pengaruh positif antara lain menciptakan lapangan
kerja baru bagi masyarakat, mempermudah mobilitas masyarakat, mempersingkat
waktu bagi masyarakat yang ingin menggunakan tranportasi ojek, dan
memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui layanan Gofood yang
memberikan ruang bagi UKM untuk mempromosikan dan menjual produknya. Maka,
dapat kita simpulkan bahwa Revolusi Industri memang memiliki dampak dan pengaruh
yang luar biasa bagi kemajuan masyarakat sekaligus ekonomi suatu negara.
Pada
tahun 2019, muncul permasalahan baru bagi dunia yaitu pandemi virus Covid-19.
Masalah yang masih bertahan sampai sekarang sejak kurang lebih 2 tahun yang
lalu ini telah sangat banyak mengubah kehidupan kita melalui dampaknya di
berbagai bidang kehidupan yang ada di sekitar kita. Dampak itu secara mudah
dapat kita rasakan karena memang secara langsung memengaruhi kita melalui
keterbatasan aktivitas dan kegiatan yang dapat kita lakukan. Sebelum adanya
pandemi, kita bebas untuk pergi kemana-mana tanpa harus dihantui rasa takut
akan terjangkit virus. Kita bebas untuk melakukan aktivitas dan kegiatan
sehari-hari kita tanpa harus menjaga jarak dan memakai masker. Namun sekarang,
kita dibatasi untuk melakukan hal-hal tersebut.
Keterbatasan-keterbatasan
mobilitas tersebut terutama di awal pandemi menimbulkan sebuah keresahan dan
kebingungan di masyarakat. Apabila aktivitas dan kegiatan dibatasi, bagaimana
bisa masyarakat mendapatkan uang untuk makan? Bagaimana bisa masyarakat membeli
bahan-bahan pokok rumah tangga untuk
bertahan hidup? Bagaimana cara membeli berbagai barang-barang kebutuhan tanpa
harus memerlukan mobilitas yang tinggi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah
yang muncul dan menjadi keresahan di kalangan masyarakat umum.
Masyarakat pun berusaha untuk mencari jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang ada tersebut. Manusia berusaha untuk mencari cara untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di saat aktivitas, kegiatan, dan mobilitas dibatasi. Solusi bagi permasalahan-permasalahan tersebut sebenarnya telah ada bahkan jauh sebelum pandemi dimulai. Sejak adanya Revolusi Industri 4.0, terdapat berbagai macam layanan berbasis online di mana masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan barang-barang kebutuhannya sehari-hari. Contoh perusahaan penyedia layanan tersebut ̶ seperti yang telah dibahas pada paragraf sebelumnya ̶ adalah Gojek.
Gojek, di masa pandemi memanglah
sangat membantu kita dalam berkegiatan dan memenuhi kebutuhan hidup kita
sehari-hari. Hal-hal tersebut dapat dengan mudah kita akses melalui aplikasi
Gojek. Gojek melalui laman web resminya merilis informasi mengenai “5 Layanan
Gojek Andalan Masyarakat” yaitu layanan
pesan-antar makanan dan belanjaan: Gofood dan Gomart, layanan dompet digital:
Gopay, Layanan donasi digital: Gopay dan Gogive, Layanan streaming dan
hiburan : Gogames, Goplay, dan Gotix, dan layanan pengiriman barang: Gosend.
Tak dapat dipungkiri, kebutuhan makanan memang menjadi kebutuhan paling utama dan kebutuhan dasar setiap manusia. Banyak masyarakat yang memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut dengan membelinya di luar rumah. Di masa pandemi ini, di saat kegiatan mobilitas dibatasi, Gofood menjadi andalan bagi mereka yang ingin membeli makanan di luar tanpa harus melakukan aktivitas mobilitas ke luar rumah. Pengguna tinggal memesan melalui aplikasi, lalu makanan pun akan diantar sampai ke alamat rumah pengguna. Selain itu, ada layanan Gomart yang juga banyak digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya di era pandemi ini. Bagi masyarakat yang ingin mengolah makanan sendiri di rumah namun juga perlu untuk membeli bahan masakan di luar rumah, serta bagi masyarakat yang ingin membeli kebutuhan pokok rumah tangga, Gomart merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan hiburan di masa pandemi juga merupakan sebuah ha yang amat penting bagi masyarakat demi menjaga kesehatan mental selagi melakukan karantina atau pada saat masa-masa lockdown. Oleh karena itu, layanan Goplay dan Gotix menjadi andalan masyarakat di masa pandemi ini. Terakhir, untuk mengirimkan barang tanpa harus keluar rumah, masyarakat dapat menggunakan fitur layanan Gosend.
Bukannya mengorbankan atau menumbalkan driver Gojek untuk bergerak di luar sambil mempertaruhkan kesehatannya demi kepuasan pelanggan, aktivitas driver ini memang diperlukan untuk menjaga keberlangsungan kehidupan masyarakat di masa pandemi. Segala aktivitas yang dilakukan oleh driver di tengah ancaman virus yang menerpa ini pun mempunyai beberapa aturan dan hukum yang wajib dipatuhi. Divisi Humas Polri melalui akun Twitter resminya, @DivHumas_Polri membagikan infografis mengenai beberapa aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh driver selama melakukan aktivitasnya di luar ruangan. Hal ini tentu saja dilakukan demi menjaga keamanan, kenyamanan, dan keberlangsungan proses transaksi layanan ojek online ini.
Tak hanya perusahaan Gojek tentunya yang memberikan kemudahan bagi manusia dalam menghadapi era pandemi yang semuanya serba dinamis dan tak menentu ini. Berbagai perusahaan e-commerce yang menyediakan layanan berupa transaksi jual-beli barang secara online pun semakin menunjukkan eksistensinya dalam memberi layanan serta kemudahan bagi masyarakat untuk tetap berbelanja secara daring. Beberapa perusahaan e-commerce tersebut antara lain adalah Shopee, Tokopedia, Blibli, dan Bhinneka.
Selain produk-produk makanan dan kesehatan, ternyata permintaan pasar yang terjadi di masa pandemi juga mengalami peningkatan di produk-produk lain. Barang-barang seperti webcam, sepeda, produk kecantikan, dan produk-produk hiburan pun mengalami permintaan yang melesat. Hal ini tentu saja kita ketahui merupakan efek lain dari pandemi yaitu rasa bosan. Selain rasa bosan, barang-barang yang mengalami peningkatan permintaan ini juga sebagian besar merupakan barang-barang kebutuhan lain di samping kebutuhan pokok seperti kebutuhan kerja, pendidikan, dan hiburan.
Sebagai rekayasawan, kita tentu mengetahui bahwa fenomena-fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat di atas tak lepas kaitannya dengan proses-proses yang terjadi di dalam dunia perekayasaan dan juga isu-isu yang mengikutinya. Sebagai seorang rekayasawan, kita harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita, sebagai contoh dengan adanya pandemi seperti sekarang ini. Berbagai perubahan pola hidup yang merupakan dampak dan efek dari pandemi sudah sepatutnya menyadarkan kita bahwa dibutuhkan sebuah inovasi-inovasi yang akan menyelesaikan masalah-masalah baru yang ada akibat pandemi ini.
Kita
juga mengetahui bahwa permasalahan-permasalahan dan solusi yang terjadi di
masyarakat pada era pandemi ini erat kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial. Sebagai
seorang rekayasawan, memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu sosial
terhadap permasalahan yang ada di masyarakat merupakan sebuah keharusan. Karena
dari situlah, rekayasawan dapat memberikan solusi yang terbaik bagi
permasalahan yang ada. Tak hanya melihat permasalahan secara mentah, tetapi
rekayasawan juga perlu melihat bagaimana permasalahan itu berdampak kepada
masyarakat dan dampak apa saja yang ditimbulkan serta bagaimana penanganan yang
tepat bagi masalah tersebut.
Isu keterkaitan antara Revolusi
Industri 4.0 dan pandemi COVID-19 menurut pandangan dari sisi ilmu sosial dapat
dijelaskan menjadi beberapa bagian. Ilmu sosial yang pertama, Revolusi Industri
4.0 melalui berbagai penerapannya contohnya Gojek membuka banyak lapangan
pekerjaan bagi masyarakat di Indonesia. Permasalahan lain mengenai sumber daya
manusia di Indonesia yaitu pengangguran
pun bahkan di era pandemi ini dapat teratasi. Gojek yang mengklaim dirinya
sendiri berupa perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia melalui
aplikasi dan layanannya memang patut diacungi jempol dalam memberikan inovasi baru bagi perkembangan
masyarakat. Dilihat dari pelayanan yang diberikannya, jasa layanan ojek online
melalui berbagai fitur yang diberikannya memang dirasa sudah tepat dalam
menanggulangi permasalahan-permasalahan yang muncul akibat keterbatasan mobilitas
di masyarakat.
Ilmu sosial kedua yang bisa didapat
khususnya dari pandemi ini adalah munculnya kebijakan-kebijakan baru di
masyarakat. Pemerintah tentunya dalam masa pandemi seperti ini tak tinggal diam
dalam menghadapi permasalahan-permasalaghan yang ada. Salah satu upaya
pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan adalah menerapkan
kebijakan-kebijakan baru demi tercapainya kesejahteraan bersama di era pandemi
ini. Pandemi membawa berbagai isu, contohnya seperti di masa awal pandemi
terjadi panic buying. Isu lain yang dapat menjadi contoh adalah
orang-orang yang tidak patuh akan kebijakan protokol kesehatan yang ditetapkan
oleh pemerintah. Salah satu penerapan kebijakan pemerintan dalam menangani isu
pandemi adalah dengan munculnya protokol kesehatan dan juga lockdown dalam
jangka waktu tertentu. Dilihat dari isu sosial, kebijakan tersebut dapat
berdampak pada ikatan sosial, kepercayaan, dan solidaritas di masa depan.
Karena cara-cara ini dianggap dapat memengaruhi pada pembatasan interaksi
sosial masyarakat. Muncullah isu-isu baru yang akan berdampak pada masyarakat
dalam jangka waktu yang panjang di masa
depan. Beberapa isu dapat diatasi dengan memanfaatkan teknologi sebagai
penerapan Revolusi Industri 4.0. Melalui cyber security, pemerintah dapat
lebih mudah mengawasi warganya dalam menerapkan protokol kesehatan. Artificial
Intelligence (AI) juga dapat membantu pemerintah untuk mengenali segala
tindak pelanggaran kebijakan protokol kesehatan yang terjadi di masyarakat. Selain
contoh-contoh tersebut, Revolusi Industri 4.0 melalui penerapan tepat guna
dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi isu-isu baru yang akan kian terus
bermunculan di masyarakat akibat dari pandemi ini.
Ilmu sosial lain yang dapat diambil
dari isu-isu yang hadir di tengah masyarakat adalah mengenai permasalahan
ekonomi di negara ini. Dengan adanya pandemi, keadaan ekonomi bangsa ini terus
menurun dengan melihat turunnya aktivitas perdagangan dan jual beli yang
terjadi di masyarakat. Sektor pariwisata pun menjadi sepi sehingga tidak ada
pendapatan masuk yang dapat menguntungkan negara. Hadirnya sistem belanja
secara online melalui berbagai layanan aplikasi dan berbagai ragam jasa
yang ditawarkan secara mengejutkan dapat membantu mendongkrak perekonomian
bangsa ini. Banyaknya masyarakat yang bertransaksi secara online akibat
kemudahan dan kepraktisan yang diberikannya membawa layanan belanja online
ini menjadi suatu sumber pendapatan yang menjanjikan bagi negara. Adanya pandemi
juga mendorong masyarakat untuk lebih
memilih kegiatan perdagangan dan jual beli dilakukan secara online. Hal
ini dapat menjadi suatu peluang baru bagi pemerintah untuk dapat
menitikberatkan perkembangan ekonomi negara dengan memberi perhatian lebih dan
dana investasi kepada perusahaan penyedia layanan jasa belanja online. Setelah
pandemi berakhir pun, kegiatan perbelanjaan online ini dapat menjadi
suatu keunggulan bagi negara untuk menjadikannya sumber pendapatan bagi
perekonomian di negara Indonesia.
Contoh terakhir yang dapat saya berikan pada pembahasan mengenai ilmu sosial di era digitalisasi sekaligus pandemi ini adalah di bidang keamanan masyarakat. Keamanan melalui cyber security saat ini berfokus untuk mencari pelanggaran yang ada pada kebijakan protokol kesehatan. Namun, jika pemerintah mau menindaklanjuti teknologi ini untuk perkembangan pertahanan dan keamanan bangsa di kemudian hari bahkan di era setelah pandemi, teknologi ini dapat menjadi andalan di bidang pertahanan dan keamanan negara. Hal ini dikarenakan salah satu keuntungan teknologi yaitu mutu/kualitas pengamanan yang terjaga dan dapat siap siaga sepanjang waktu. Hanya dibutuhkan kesadaran pemerintah untuk memberikan perubahan terhadap perkembangan berbagai sektor dan bidang di negara Indonesia dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada mengingat adanya Revolusi Industri 4.0.
Komentar
Posting Komentar