Dwika Alam Indrajati: Peran Mahasiswa dalam Gejolak Isu Sosial Politik di Indonesia
Kesadaran dan keterbukaan pikiran terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat tak ayalnya menjadi sebuah tanggung jawab yang ditanggung oleh setiap mahasiswa. Sudah sepatutnya kita pahami dan ketahui, tak melulu kegiatan akademik menjadi fokus utama seorang mahasiswa dalam menempuh pendidikannya. Berperan secara aktif dan nyata di dalam masyarakat untuk turut membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada dan sedang terjadi pun menjadi salah satu proses yang ditempuh mahasiswa dalam mengenyam pendidikannya. Hal inilah yang dirasakan oleh Dwika Alam Indrajati, seorang mahasiswa tingkat akhir Institut Teknologi Bandung dalam mengarungi lika-liku kehidupan perkuliahannya selama 4 tahun ini.
Pria kelahiran Samarinda ini merupakan seorang mahasiswa angkatan tahun 2018 jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) dalam naungan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Institut Teknologi Bandung (ITB). Selama menjadi mahasiswa, ia aktif dalam berbagai kegiatan akademik maupun non akademik. Ia pernah memenangkan lomba Karya Tulis Energi Terbarukan Taman Lansia Bandung dan berada pada top 10 Penataan Permukiman Kumuh di Jakarta Utara. Pada tahun pertamanya kuliah, ia kerap kali mengikuti beberapa kepanitiaan seperti Pemilu Raya (PEMIRA) 2018, panitia lapangan wisuda april 2019, dan mentor OSKM ITB 2019. Ia pernah menjabat menjadi Menteri Kajian Strategis di Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB pada tahun 2021-2022. Setelah ini, Dwika akan mengakhiri masa perkuliahannya di bulan Juli 2022 mendatang.
Berbagai kiprah dalam kegiatan kemahasiswaan yang telah dilakukannya tersebut didasarkan atas beberapa alasan dan tujuan. Pria yang kerap disapa Dwika dalam kesehariannya ini menuturkan, pada saat dirinya masih berada di bangku SMA, kegiatan yang dilakukannya hanyalah kegiatan akademik. Hal ini kemudian membuat dirinya mendaftar dan mengikuti banyak kegiatan non akademik di masa perkuliahannya sebagai wadah pengembangan dan eksplorasi diri baginya. Selain itu, ia memiliki ketertarikan terhadap dunia pergerakan sosial politik dan bekerja di balik layar. Ia pun menuturkan, program studi yang dipelajarinya memang erat kaitannya terhadap hal-hal mengenai kondisi dan pergerakan sosial politik yang terjadi di masyarakat, contohnya seperti bagaimana membangun suatu tata ruang kota dengan memperhatikan kondisi sosial politik demi keadilan bagi masyarakat yang tergusur dan bagaimana cara mengatasi permukiman kumuh yang ada di masyarakat secara berkelanjutan. “Intinya kaitan antara PWK dan sosial politik adalah untuk mencari jalan tengah yang adil bagi masyarakat, khalayak umum, dan juga untuk mencapai keoptimalan penggunaan ruang yang ada,” tuturnya mengenai topik hubungan PWK dengan kondisi sosial politik masyarakat. Hal inilah yang membuatnya kemudian aktif dan menjabat sebagai Menteri Kajian Strategis di Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB) yang berperan sebagai pelopor dalam pergerakan kajian isu strategis maupun taktis bagi massa KM ITB dalam menyikapi berbagai permasalahan sosial politik yang ada di masyarakat di Indonesia.
Selama menjabat menjadi Menteri Kajian Strategis KM ITB, terdapat banyak kegiatan dan bentuk aksi nyata yang telah dilakukannya. Salah satu hasil kerja yang digarapnya bersama dengan anggota kementerian yang diketuainya sebagai aksi nyata dalam menyikapi permasalahan sosial politik yang sedang terjadi di Indonesia adalah kajian. Terdapat total 10 kajian yang telah dibuatnya yang kelak dapat berguna bagi pergerakan sosial politik ke depannya dan dijadikan bahan pembelajaran bagi permasalahan-permasalahan yang kelak akan dihadapi. Kajian-kajian tersebut tidak berfokus pada suatu koridor khusus, namun lebih kepada permasalahan yang sedang terjadi dan berdampak pada masyarakat luas di Indonesia. Beberapa contoh kajian yang dibuatnya adalah mengenai permasalahan pelemahan KPK, kondisi lingkungan di Indonesia, dan permasalahan pandemi Covid-19 di Indonesia. Kajian-kajian yang telah dibuat ini ada yang dirilis secara daring di berbagai media sosial KM ITB dan ada pula yang langsung diserahkan kepada pihak berwenang, contohnya kajian mengenai pelemahan KPK yang diserahkan langsung (luring) kepada pihak KPK yang berwenang.
Aksi nyata lainnya yang dilakukan adalah keikutsertaan dalam demonstrasi penolakan perpanjangan masa jabatan pada bulan April lalu. Secara singkat, aksi ini dilakukan sebagai upaya penyadaran masyarakat umum terutama mahasiswa ITB, bahwa kita harus turut mengambil andil dalam menyikapi karut-marut permasalahan perpanjangan masa jabatan yang ada pada saat itu. Peran yang dilakukannya bersama dengan teman-temannya yang lain dalam aksi ini adalah membuat kajian landasan yang melandasi pergerakan demonstrasi tersebut sebagai realisasi aksi dari sikap yang diambil. Hal ini dilakukan agar tujuan demonstrasi dapat tercapai dan arah aksi demonstrasi berjalan secara terorganisir. Hal ini dilakukan agar tujuan demonstrasi dapat tercapai dan arah aksi demonstrasi berjalan secara terorganisir. Kajian yang dibuatnya inilah yang menjadi dasar pemahaman bagi mereka yang mengikuti aksi ini sekaligus ITB dalam menunjukkan sikap-sikapnya dalam menghadapi permasalahan yang ada saat itu. Ia juga menjelaskan, aksi demonstrasi yang dilakukannya saat itu tidak hanya membahas mengenai perpanjangan masa jabatan saja, tetapi juga menekankan bahwa masih banyak permasalahan yang seharusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah: kenaikan bahan pokok yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan sikap para tokoh politik yang tidak mencerminkan perhatian terhadap kesejahteraan masyarakatnya, alih-alih terlalu berfokus pada permasalahan perpanjangan masa jabatan. Selanjutnya, dilakukan publikasi mengenai sikap kementerian kajian strategis yang mewakili KM ITB kepada masyarakat luas agar timbul kepercayaan dan kemauan bergerak dalam menyikapi permasalahan yang ada. Dari berbagai perannya tersebut, ia mengaku senang bekerja di balik layar. Suatu cerminan kesuksesan baginya apabila suara yang dilakukannya diketahui oleh masyarakat luas melalui berbagai laman berita mengenai aksi dan sikap dalam menanggapi permasalahan yang ada di masyarakat.
Menanggapi hal mengenai keaktifan mahasiswa terhadap kegiatan sosial politik di masyarakat, Dwika menjelaskan satu hal yang perlu dilakukan oleh setiap mahasiswa adalah belajar memahami masalah yang terjadi. Seminimal mungkin, mengetahui dan mempunyai kemauan untuk mempelajari isu yang tengah terjadi di masyarakat merupakan suatu bentuk aksi yang dapat dilakukan oleh setiap mahasiswa dalam menyikapi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Harapannya, hal ini dapat semakin menggugah para mahasiswa untuk bergerak dan mengambil langkah nyata sebagai bentuk sikap pribadi terhadap isu-isu sosial politik yang ada.
Selanjutnya, Dwika menjelaskan harapannya terhadap aksi-aksi demonstrasi mendatang yang kelak dilakukan oleh ITB. “Intinya, harus ada dasar pengetahuan yang jelas, harus ada tujuan yang jelas dari demonstrasi yang dilakukan. Mahasiswa harus diyakinkan terhadap aksi demonstrasi yang dilakukan, bukan hanya ikut-ikutan. Mahasiswa harus punya sesuatu yang berkualitas untuk disampaikan,” tuturnya. Ia pun juga menjelaskan, ketika mahasiswa mengikuti aksi demo sebatas hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui dasar yang jelas, hal itu hanyalah sia-sia dan membuang waktu dan tenaga. Ia tidak mengharapkan aksi demo dilakukan secara sering, ia lebih berharap aksi demo yang dilakukan sekali-dua kali saja, namun berkualitas dan metode yang dilaksanakan pun variatif sehingga hasil pemikiran dan sikap kita mengenai isu dan masalah yang ada dapat tersampaikan secara jelas.
Tak hanya kegiatan non akademik, Dwika juga mempunyai beberapa kegiatan akademik yang menarik untuk kita dengarkan kisahnya. Di pertengahan tahun 2021, ia sempat mengikuti magang di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Ia bergabung di direktorat perumahan dan permukiman. Di sana, ia terlibat langsung dalam monitoring dan evaluasi program yang dilaksanakan oleh pemerintah yaitu program penanganan permukiman kumuh yang bernama DAK (Dana Alokasi Khusus) Integrasi. Ia menjelaskan, setiap kota di Indonesia pasti memiliki wilayah permukiman kumuh yang kualitas hidupnya di bawah standar. Melalui program ini, pemerintah mencoba untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam magang tersebut, ia ikut melihat penerapan program ini di 11 kota dan kabupaten yang ada di Indonesia. Dari kegiatan tersebut, tersadarkan bahwa kualitas pembangunan di Indonesia masih belum merata dan masih banyak terdapat berbagai permasalahan di kota-kota besar di Indonesia. Kegiatan tersebut menginspirasinya dalam mengerjakan tugas akhir. Di dalam tugas akhirnya, ia mengembangkan topik mengenai permasalahan yang ia hadapi selama menjalankan kegiatan magang tersebut yaitu mengenai penanganan permukiman kumuh dan bagaimana solusi berkelanjutan yang dapat dilakukan. Topik yang diangkat ini sekaligus menjadi mimpinya di masa mendatang, yaitu menangani permasalahan permukiman kumuh supaya masyarakat indonesia bisa hidup dalam kondisi yang layak.
Dwika kemudian menjelaskan kunci kesuksesan menurut dirinya. Ia percaya dengan mengenal diri serta mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kita miliki, kita dapat memaksimalkan kemampuan kita dalam mengatasi berbagai permasalahan yang kita hadapi. Menurutnya, setiap orang memiliki cara suksesnya sendiri-sendiri. Ia juga menjelaskan untuk meraih kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuan yang kita miliki, kita tidak perlu terlalu menghiraukan apa yang orang lain katakan karena jika kita selalu memikirkan apa yang orang lain katakan terhadap kita, hal itu menandakan kita hanya hidup dalam orang lain. Fokus kepada diri sendiri, kepada kemampuan dan kelebihan yang kita miliki adalah cara agar kita dapat mencapai kesuksesan. Selain itu, ia juga berkata bahwa kita harus selalu menyediakan ruang untuk kekecewaan. Dari kekecewaan tersebut, kita dapat lebih memahami diri kita sendiri dan belajar untuk memperbaiki diri dalam menghadapi kekecewaan tersebut.
Ia pun menuturkan harapannya bagi Keluarga Mahasiswa ITB ke depannya. “Aku harap segala elemen yang ada di dalam KM ITB tetap punya semangat untuk memberikan dampak, memberikan suatu karya, memberikan hal-hal yang bisa bermanfaat baik itu bagi mahasiswanya, masyarakat, dan bagi bangsanya. Intinya, tetap bisa menghasilkan sesuatu yang memang bermanfaat dan tidak pernah menyerah menghadapi apapun permasalahan yang ada,” katanya. Ia berharap agar KM ITB tetap menunjukkan eksistensinya dengan turut mengambil peran dalam menghadapi masalah yang terjadi di masyarakat, agar KM ITB semakin dikenal baik itu di dalam Provinsi Jawa Barat, Indonesia, bahkan dunia internasional.
Pada akhirnya, kehidupan berbangsa dan bermasyarakat nampaknya terus akan diwarnai dengan lika-liku permasalahan yang selalu muncul setiap saat. Melalui kisah dan pengalaman Dwika, kita, terutama mahasiswa, harus selalu turut sadar dan acuh terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar kita. Kegiatan akademik bukan menjadi suatu alasan bagi kita untuk tidak turut berpartisipasi dalam isu sosial politik yang ada dalam masyarakat. Sebaliknya, bekal akademik yang kita miliki harus dijadikan dasar dan landasan bagi kita untuk menyuarakan pendapat dan sikap kita dalam menangani berbagai permasalahan yang ada di masyarakat. Harapannya, semua orang, seluruh lapisan masyarakat, kelak dapat sadar dan mau bahu membahu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada untuk mewujudkan masyarakat, bangsa, dan dunia yang lebih baik bagi kita sendiri.
Komentar
Posting Komentar