Dunia Pasca-Apokaliptik dalam Eksperimem Wilayah Pemusnahan : Sebuah Resensi Novel
Upaya Pemulihan Dunia Pasca-Apokaliptik dalam Eksperimen Wilayah Pemusnahan
1.
Judul : The Fever Code
2.
Penulis : James Dashner
3.
Penerbit : PT Mizan Pustaka
4.
Tahun Terbit :
2016
5. Tebal Buku : 460 halaman
6. Harga Buku : Rp89.000,00
Sebuah
novel yang memiliki sampul bertuliskan “The Fever Code” ini merupakan sebuah
novel prekuel dan buku kelima dari seri The
Maze Runner karangan James Dashner. James Dashner adalah penulis #1 New York Times melalui serialnya The Maze Runner yang terdiri dari 5 buku : The Maze Runner, The Scorch Trial, The Death
Cure, The Kill Order, dan The Fever
Code. Ketiga buku pertama merupakan sebuah rangkaian sekuel, sedangkan
kedua buku terakhir merupakan prekuel dari ketiga buku pertama yang berlatar
waktu sebelum buku pertama, kedua, dan ketiga. Ketiga buku pertamanya sudah
dibuat menjadi film yang berjudul sama. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit
Mizan Fantasi, PT Mizan Pustaka. Buku yang mengangkat cerita tentang upaya
pemulihan dunia pascaapokaliptik ini memiliki 450 halaman ditambah 8 halaman
informasi buku dan 2 halaman paling belakang berisi iklan buku-buku sebelumnya.
Jadi buku ini memiliki total 460 halaman dalam 230 lembar. 450 halaman cerita
itu diawali dengan prolog sebanyak 8 halaman dan cerita inti dimulai pada
halaman 9. Di akhir cerita terdapat epilog berjumlah 5 halaman, ucapan terima
kasih sebanyak 2 halaman, dan yang terakhir adalah pratinjau yang merujuk dan
berlanjut ke novel pertamanya, The Maze
Runner. Pratinjau tersebut berisi potongan bagian dari 2 bab pertama dari
novel pertamanya. Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2016. Sampul
depan dari buku ini dibuat cukup menarik dengan mengambil gambar sebuah kota
yang dipadukan dengan sebuah maze
atau sebuah labirin yang menjadi dasar cerita dari novel pertama dan di dalam
buku ini akan dibahas bagaimana asal muasal terbentuknya maze. Sedangkan sampul belakang dari novel ini berisi sinopsis
singkat tentang novel dan berisi gambar sampul depan dari keempat novel
terdahulunya. Harga dari novel ini adalah Rp 89.000,00.
Pertama,
dunia hancur: hutan-hutan terbakar, danau serta sungai mengering, dan permukaan
laut naik. Lalu, datanglah wabah: demam menyebar ke seluruh dunia. Kematian
melanda, kekerasan berkuasa, dan pembunuhan merajalela. Dalam keputusasaan,
muncullah WICKED yang mencari solusi untuk menyelamatkan dunia. Mereka lantas
menemukan anak laki-laki yang sempurna. Anak itu bernama Thomas. The Fever Code
adalah prekuel kedua dari serial The Maze Runner yang fenomenal. Di sini,
kesetiaan akan diuji, kebohongan akan terbongkar , serta semua rahasia akan
terjawab. Ini adalah kisah bagaimana Thomas menciptakan maze ... dan hanya dia
yang mampu menghancurkannya. Itulah sinopsis yang tertulis di sampul
belakang buku ini.
Seperti judul dari resensi ini, buku
ini bercerita mengenai perjuangan dari sebuah organisasi bernama WICKED ( World In Catastrophe : Killzone Experiment
Department, dalam bahasa Indonesia, Dunia dalam Kehancuran : Departemen
Percobaan Wilayah Pemusnahan ) dalam upaya pemulihan dunia pada masa pascaapokaliptik.
Para anggotanya tergabung dalam sebuah koalisi yang bernama Koalisi Pasca Flare
dan dipimpin oleh seorang kanselir. Tujuan dibentuknya organisasi ini adalah mencari
obat penawar virus Flare dengan
melakukan eksperimen kepada para anak yang diculik dari orang tua mereka untuk
dijadikan percobaan dengan mengamati tingkah laku dan pemikiran mereka melalui
yang mereka sebut “wilayah pemusnahan” atau yang kita kenal sebagai “otak”.
Semua
berawal pada ledakan sinar matahari yang meluluhlantakan dunia. Kehancuran
dunia setelah ledakan sinar matahari ini selebihnya diceritakan secara lebih
rinci pada prekuel pertama atau seri keempat yaitu The Kill Order. Setelah terjadi bencana mahadasyat itu, muncullah
masalah baru : virus bernama Flare.
Virus ini akan menginfeksi otak manusia yang tidak kebal, mengacaukan
pikirannya, dan mengerogoti organ dalamnya. Setelah beberapa waktu, para
manusia yang terinfeksi virus tersebut memasuki fase yang disebut fase Gone. Fase di mana orang yang terinfeksi
virus Flare akan berubah menjadi
makhluk yang bernama Crank. Crank
adalah makhluk parasit yang menjadikan manusia sebagai inang dan
mengubahnya
menjadi zombie. Crank telah menghancurkan kehidupan manusia di permukaan bumi,
dimana jutaan orang telah berubah menjadi mayat hidup. Beberapa orang terlahir dengan kekebalan khusus yang
menjadikannya kebal terhadap virus Flare.
Mereka disebut para Muny. Kebanyakan
anak-anak yang diculik WICKED adalah para Muny.
Dari berbagai percobaan dan segala pengamatan yang dilakukan terhadap
anak-anak ini, WICKED berusaha menemukan obat dari virus Flare.
Buku ini diawali dengan sebuah prolog
yang menceritakan latar belakang seorang tokoh bernama Newt. Ia bangun untuk
melihat sebuah keajaiban yang dulunya bukanlah suatu kemustahilan. Salju.
Keajaiban itu berubah menjadi malapetaka setelah datangnya beberapa orang yang
mendobrak masuk ke rumahnya. Membunuh kedua orang tuanya dan menculiknya
bersama dengan adiknya Lizzy.
Selanjutnya, setelah prolog, kita
dibawa ke cerita yang sebenarnya. Cerita diawali dengan seorang anak yang
bernama Stephen. Ia baru berumur 5 tahun kala itu. Ia diculik dan dicuci
otaknya. Mereka mengganti namanya menjadi Thomas. Waktu berjalan 2 tahun setelah
kejadian penggantian nama itu. Ia telah mengikuti rutinitas yang ditetapkan
: sarapan pagi, tes darah, mengikuti
kelas-kelas, dan kembali tidur. Semua itu dilakukannya seorang diri tanpa
teman, hanya orang dewasa. Selama tinggal di situ, Ia diurus oleh seorang
dokter bernama Ava Paige yang nantinya akan menjadi kanselir.
Hingga akhirnya Ia mengetahui bahwa ada
seorang gadis yang juga ada di tempat itu. Setelah sekian lama menunggu,
akhirnya Ia bertemu dengan gadis itu dalam sebuah ruangan. Ia mengetahui bahwa
semua gerak-geriknya, pemikirannya, tingkah lakunya diawasi oleh WICKED. Thomas
pun mengetahui bahwa gadis itu bernama Teresa. Ia dan Teresa pun sejak saat itu
menjadi dekat dan sering dipertemukan dalam sebuah pertemuan bersama para
petinggi organisasi mengenai eksperimen-eksperimen yang akan dilakukan.
Pada suatu hari, Ia dan Teresa dibawa
ke sebuah ruang bawah tanah. Mereka dipertunjukkan 2 buah gua yang sangat
besar. Mereka diberi tahu bahwa tempat itulah yang nanti dijadikan tempat
eksperimen kepada para subjek (sebutan kepada anak-anak yang diuji coba)
bernama maze. Mereka lah yang akan
membantu WICKED dalam membangun maze
ini. Dari situ mereka mengetahui bahwa mereka adalah subjek elite bersama 2
anak lain yaitu Aris dan Rachel.
Pada suatu malam, ia bertemu dengan
seorang anak bernama Newt dan saat itu ia mengetahui bahwa kamarnya tidak
terkunci selama ini. Newt membawanya bersama Teresa ke ruang “Pemeliharaan”. Di
situ, Thomas bertemu dengan teman-teman baru yaitu Alby dan Minho. Newt pun
mengajaknya berkeliling di kompleks WICKED. Ia pun mengetahui bahwa terdapat
anak-anak lain yang seluruhnya perempuan yang tergabung dalam grup B. Di situ
ia bertemu dengan adik Newt, Lizzy.
Selang beberapa waktu, mereka bertemu
dengan anak baru bernama Gally. Ia merencanakan rangkaian rencana untuk keluar
dari kompleks WICKED. Dari situ timbullah gejolak di dalam hati Thomas. Ia pun
sadar bahwa Ia termasuk orang orang yang beruntung karena Ia memiliki tempat
tinggal dan makanan yang layak. Tetapi, Ia dan teman-temannya tetap menjalankan
rencana itu. Di tengah perjalanan, mereka gagal dan tertangkap oleh salah satu
penjaga WICKED. WICKED pun menghukum mereka dengan mengirim mereka ke terowongan
para Crank. Di sana Thomas dan
teman-temannya akhirnya mengetahui bagaimana perangai Crank dan kengeriannya. Di sana juga disebutkan sebuah kutipan yang
nantinya akan sering muncul di buku 1,2, dan 3 yaitu WICKED ITU BAIK. Sejak
kejadian itu, Thomas dan teman-temannya menjadi jarang berkumpul.
Beberapa lama setelah kejadian itu,
Teresa pun mengetahui bahwa dirinya dan Thomas memiliki kemampuan untuk
bertelepati. Selanjutnya, mereka lebih sering berbicara menggunakan telepati.
Rutinitas mereka kemudian ditambah dengan pekerjaan membangun maze. 5 tahun setelah pembangunan maze dimulai, akhirnya maze siap untuk dijadikan tempat
percobaan dengan mengirimkan subjek-subjek eksperimen ke dalam maze dengan memberi mereka berbagai
masalah yang harus mereka hadapi. Itulah yang WICKED cari dengan mengamati cara
kerja otak mereka untuk mencari obat dari virus Flare.
Thomas dan Teresa sekarang hidup
berdampingan dengan anak-anak lainnya di grup A. Thomas mendapatkan teman baru
di situ. Anak itu bernama Chuck. Satu persatu teman-temannya dimasukkan ke
dalam maze. Anak-anak tersebut
sebelumnya sudah dihapus memorinya sebelum masuk ke tempat percobaan tersebut. Hal
itu menambahkan rasa kebencian Thomas kepada WICKED.
Hari-hari setelahnya, Thomas lebih
sering menghabiskan waktunya untuk mengamati teman-temannya di ruang
pengamatan. Hari-hari berlalu dan tibalah saatnya teman yang sudah Ia anggap
adik sendiri masuk ke dalam maze.
Perpisahan tak terelakkan. Beberapa saat setelah itu, mereka mengetahui bahwa
para petinggi WICKED terjangkit virus
Flare. Para subjek elite pun dikerahkan untuk melakukan Operasi
Penggulingan. Dari situlah Dr. Ava Paige, pengasuh Thomas, menjadi kanselir. Thomas
ditugaskan untuk ikut mengamati tempat eksperimen WICKED selanjutnya di tempat
yang bernama Schorch bersama George
dan Brenda. Namun, tetap Thomas memikirkan upaya meloloskan diri dari
organisasi itu. Ia pun berencana untuk masuk ke dalam maze dan mengeluarkan dirinya sendiri bersama teman-temannya. Ia
mengusulkan rencana pemasukan anggota elite ke dalam maze dengan dalih untuk mengamati secara langsung subjek-subjek
percobaan tanpa penghapusan memori untuk dirinya sendiri. Dr. Ava Paige
menyetujui hal itu dan menyuruh Thomas untuk bersiap-siap masuk ke dalam maze. Namun, apa yang terjadi? Pada saat
akan masuk ke maze, Thomas diracuni
dan Ia pun pingsan. Ia dikhianati oleh orang yang selama ini mengasuhnya. Ia
dikhianati oleh organisasi yang selama ini ia bantu.
Itulah sinopsis novel ini. Setelah itu,
disajikan epilog yang berisi memorandum dari Kanselir Ava Paige dan Teresa yang
menceritakan keberhasilannya dalam membangun dan menjalankan eksperimen maze ini. Setelah itu ada ucapan terima kasih dari
penulis, biodata singkat tentang penulis, dan penggalan bab pertama dan kedua
dari buku pertama.
Dimulai dari tokoh. Cerita ini
mengambil Thomas sebagai tokoh utamanya. Thomas adalah tokoh yang kehidupannya
paling diikuti dan diperinci. Penulis bahkan mengetahui isi pikiran Thomas.
Penulis menggambarkan Thomas sebagai remaja yang tergolong genius, mempunyai
gaya berpikir yang inovatif, dan hati yang lembut. Sebagian besar masalah
diselesaikan tokoh ini. Ia peduli terhadap orang lain dan berhati-hati dalam
bertindak. Selanjutnya adalah Teresa. Ia adalah teman dekat Thomas dan juga
merupakan anggota elite yanh berarti Teresa adalah seorang anak yang sama
geniusnya dengan Thomas. Di beberapa bagian cerita, Teresa bahkan digambarkan
memiliki pikiran yang lebih cerdas dibandingkan dengan Thomas. Teresa cenderung
bersikap lebih dewasa. Anak ini selalu mengingatkan Thomas bila Thomas akan
mengambil sebuah keputusan. Ia adalah satu-satunya perempuan di grup A. Namun,
pada akhirnya ia lebih memilih berpihak kepada WICKED. Ia juga dimasukkan ke maze tak lama setelah Thomas tetapi
tanpa penghapusan memori. Beberapa anak lainnya adalah Newt, Minho, Alby,
Chuck, Gally, Rachel, dan Aris. Newt digambarkan sebagai remaja pemberani yang
memimpin kelompoknya itu bertualang di dalam kompleks WICKED. Ia mempunyai rasa
ingin tahu yang tinggi dan cukup keras kepala. Ia memiliki relasi yang cukup
kuat dengan Thomas dan Ia adalah anak yang penyayang terutama kepada adiknya,
Lizzy. Minho adalah seorang anak keturunan Asia yang juga diculik oleh WICKED.
Ia adalah anak yang tangkas, pemberani, namun sangat keras kepala. Ia mempunyai
tekad yang kuat untuk keluar dan balas dendam kepada WICKED. Ia yang memimpin
kelompok kecilnya itu menyelinap keluar dari kompleks WICKED. Sedangkan Alby
adalah seorang pemimpin yang bijaksana yang nantinya memimpin teman-temannya di
dalam maze. Ia adalah orang yang
tenang dan tidak terburu-buru, lebih-lebih saat mengambil keputusan. Lain
halnya dengan Chuck. Ia digambarkan sebagai anak kecil yang senantiasa perlu
dibela dan didampingi. Anak ini mempunyai sifat periang, suka bercanda, peduli,
tetapi penakut dan lemah. Ia sudah dianggap adik sendiri oleh Thomas. Oleh
sebab itu, sangat sulit bagi Thomas untuk berpisah dengannya saat Chuck akan
masuk ke maze. Berbeda dengan Gally.
Ia adalah anak yang bisa dibilang nakal dan pemberontak. Saking menjengkelkannya,
Ia kemudian dijauhi oleh Thomas dan teman-temannya. Ia yang memberi tahu Minho
jalan keluar untuk menyelinap keluar dari kompleks WICKED. Sedangkan Aris dan
Rachel adalah 2 anak dari grup B yang juga merupakan anggota elite sama seperti
Thomas dan Teresa. Mereka adalah anak yang sama geniusnya dengan Thomas dan
Teresa. Mereka pun agak sedikit lebih pemberani dibandingkan Thomas dan Teresa.
Mereka yang mempimpin Operasi Penggulingan. Selain anak-anak itu, terdapat juga
beberapa tokoh orang dewasa. Di antaranya adalah Dr. Ava Paige, Kanselir
Anderson, Dr. Leavitt, Randall, George, Brenda, dan beberapa psikolog dan
penjaga lainnya. Dr. Ava Paige sangat berperan penting di dalam novel ini. Ia
adalah seorang dokter yang ditugaskan untuk mengasuh Thomas. Thomas sering
mengajaknya berbicara dan menceritakan banyak hal kepadanya. Wataknya baik,
lembut, ramah, penyayang, dan tegas. Namun, dibalik semuanya itu, tersimpan
banyak rahasia yang Thomas tidak mengerti. Ia yang mengomandokan sejumlah
tindakan dan Ia jugayang membuat sejumlah masalah. Kanselir Anderson adalah
orang yang cukup baik tetapi menjengkelkan, juga aneh. Sedangkan tokoh yang
lainnya hanya diceritakan sedikit dalam cerita. Penokohan dalam novel ini
dibawakan secara analitik maupun dramatik melalui tingkah laku maupun isi
pikiran tokoh.
Beberapa tempat yang diceritakan hanya
berkutat pada kompleks WICKED, hutan sekeliling WICKED, terowongan para Crank, dan tentunya maze bawah tanah. Hal ini mungkin akan membuat beberapa pembaca
akan merasa bosan. Tetapi ada suatu tempat yang memberikan suasana berbeda
yaitu Scorch. Scorch adalah
tempat eksperimen selanjutnya yang berupa kota mati di tengah hamparan padang
pasir luas. Namun, Scorch hanya
diceritakan sedikit di akhir cerita. Sedangkan suasana yang digambarkan
berubah-ubah. Terkadang bahagia, sedih, menegangkan, dan lain-lain. Pembaca
akan dibawa dan dibuat berimajinasi oleh karena tingkah laku tokoh yang
digambarkan dengan sangat rinci sampai dengan isi pikirannya. Sama seperti
novel-novel sebelumnya, penulis membawakan novel dengan bahasa yang ringan dan
mudah dipahami. Terjemahan dari buku aslinya juga cukup bagus tanpa banyak
mengubah makna kata. Kita tidak harus membuka KBBI terlebih dahulu untuk
memahami kata-kata yang ada di dalam buku ini karena bahasanya sangat ringan
dan santai walau terdapat kata-kata yang cukup asing terdengar. Penulis juga
tidak terlalu melebih-lebihkan kata-katanya dan jarang menggunakan kalimat
ungkapan. Sedangkan dari sudut pandang juga masih sama dengan buku sebelumnya,
yaitu orang ketiga serba tahu dengan subjek yang paling disorot adalah Thomas.
Penulis menyajikan sudut pandangnya dengan gaya bahasa yang luwes dan tidak
monoton sehingga pembaca tidak bosan dalam memahami dan mendalami tokoh dan isi
pikiran tokoh.
Dari segi alur, penulis membawakan
cerita ini dengan cukup lambat di beberapa bagian namun cepat di beberapa
bagian terutama saat tokoh mengalami konflik. Pada awal cerita, pengenalan
tokoh dilakukan secara perlahan dan mendalam. Penulis berusaha membuat pembaca
mengerti sifat dan watak yang dimiliki tokoh. Penulis sering menggunakan
kalimat yang panjang hanya untuk menjelaskan isi pikiran tokoh dalam kurun waktu
yang sempit. Jalan cerita pada awalnya cukup membosankan karena hanya bertempat
pada kompleks WICKED yang hanya menceritakan kehidupan Thomas yang berisi
rutinitasnya sehari-hari. Tidak seperti bukunya yang pertama yang penuh dengan
petualangan. Hal itu bisa dimaklumi karena pada novel pertama jangkauan latar
tempatnya tergolong besar dan berpengaruh pada petualangan yang dihadirkan.
Konflik sudah dihadirkan pada awal cerita. Salah satu konflik pembuka adalah
pencucian otak Thomas yang dulunya bernama Stephen. Penulis tidak
tanggung-tanggung dalam menceritakan penderitaan yang dialami anak kecil berusia
5 tahun. Konflik terbesar dan puncak akhir dari cerita adalah pengkhianatan Dr.
Ava Paige yang menghapus memori Thomas. Konflik-konflik yang terjadi dihadirkan
secara cepat dan menegangkan sehingga membuat pembaca tertarik untuk terus
membaca. Di setiap akhir bab, penulis pasti selalu mengakhiri dengan kalimat
yang menggantung sehingga pembaca akan terus penasaran akan bab selanjutnya.
Mungkin inilah keunggulan dan keunikan James Dashner. Ia mampu membuat pembaca
penasaran dan tertantang untuk terus membaca kelanjutan kisahnya. Tak heran, Ia
dinobatkan sebagai penulis #1 New York
Times atas serialnya The Maze Runner. Penyelesaian dari setiap konflik juga
dipaparkan secara halus dan perlahan sehingga pembaca akan merasa puas akan
penyelesaian masalah yang diselesaikan oleh tokoh. Terkadang penulis membawa
beberapa kilas balik untuk memberi tahu latar belakang yang dimiliki tokoh
sehingga pembaca dapat mengetahui lebih jelas watak yang dimiliki oleh tokoh
tersebut.
Ditinjau dari segi tipografi, penulis
mengusung teknik yang cukup menarik. Hal itu diawali dengan adanya keterangan
tanggal dan waktu pada setiap bab. Namun, penulisan waktu yang digunakan tidak
seperti penulisan waktu yang benar pada saat ini. Mungkin penulis ingin
menampilkan penulisan waktu di tengah keadaan dunia pascaapokaliptik. Contohnya
adalah pada awal bab pertama ditulis “221.11.28|09.23” dan pada bab kedua
ditulis “221.11.28|09.56”. Setelah diamati melalui beberapa bab, kita
mengetahui bahwa angka pertama adalah tahun, angka kedua adalah bulan, dan
angka ketiga adalah tanggal. Sedangkan angka disampingnya adalah penanda waktu
atau jam. Segi tipografi lainnya adalah penulis menuliskan isi pikiran,
penekanan kata, dan pesan telepati Thomas dan Teresa dengan huruf miring.
Contohnya adalah “Aku tidak akan pernah
melupakannya, tutur Stephen kepada dirinya sendiri. Tidak akan pernah.” , “Membantu orang-orang sepertiku pada masa depan. Apakah kalian mengerti?” ,
dan “Kita bisa melakukannya, kata
gadis itu suatu pagi, membangunkannya dari tidur lelap.” Terdapat juga
perbedaan font pada penulisan
memorandum menjadi font yang bergaya
mesin ketik. Hal ini mungkin dimaksudkan penulis untuk menegaskan bahwa tulisan
tersebut adalah sebuah memorandum yang telah diketik.
James Dashner dilahirkan di Georgia,
Amerika Serikat. Banyaknya konflik yang menyerang kejiwaan dan banyaknya gedung
besar di Amerika mungkin menjadi salah satu alasan latar dari buku ini.
Beberapa bagian buku ini menyebutkan bahwa markas WICKED terletak di Amerika
Utara. Hal itu diilhami oleh tempat tinggal penulis yang ada di Amerika Utara.
Berbagai masalah yang ada di Amerika menjadi inspirasi James Dashner untuk
membubuhi novelnya dengan masalah tersebut.
Ada
beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari cerita yang disuguhkan ini. Salah
satunya adalah kesetiaan. Kesetiaan menjadi kunci dari setiap masalah ini.
Thomas dan teman-temannya diuji mengenai kesetiaan mereka terhadap WICKED yang
telah mengasuh dan merawat mereka. Dr. Ava Paige diuji mengenai kesetiaannya
terhadap pekerjaannya. Ia rela menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi pada
WICKED yang berusaha untuk menyelamatkan umat manusia. Selain kesetiaan, juga
terdapat pelajaran yang dapat kita ambil. Di antaranya adalah selalu mengambil
sisi positif dari setiap masalah, bersikap tenang dan tidak terburu-buru dalam
mengambil suatu keputusan, dan rela berkorban untuk kepentingan bersama.
Beberapa
ulasan terhadap buku ini adalah “Cerita menegangkan wajib
dibaca”-Seventeen.com, “Menegangkan hingga akhir”-Kirkus Reviews, dan “Layak
membuat pembaca menjerit.”-Romantic Times. Memang benar, konflik yang
dihadirkan selalu menegangkan dan serba cepat. Keseluruhan cerita yang
disuguhkan penulis di dalam cerita ini cukup memuaskan. Paling tidak mengobati
rindu para pembaca akan petualangan Thomas bersama dengan teman-temannya. Novel
ini sangat layak dan disarankan untuk dibaca oleh para penggemar serial The
Maze Runner karena ceritanya berhubungan erat dengan buku-buku sebelumnya dan
dapat memberi kita sejumlah informasi yang sebelumnya tidak kita dapatkan di
buku sebelumnya. Dengan harga Rp 89.000,00 novel ini cocok dibaca oleh remaja
yang ingin mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah dalam dunia
yang hancur dan bagaimana bersikap tenang di tengah emosi yang berkecamuk di
dalam hati atau hanya sekedar hiburan semata. Buku ini mengajarkan banyak
pelajaran kepada kita dan dapat menginspirasi para remaja untuk berimajinasi
dan berkarya dengan menuangkannya dalam menulis buku. Saya pribadi sendiri
menyukai buku ini karena buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan saya akan
permasalahan yang terjadi di buku sebelumnya. Bahasanya juga mudah dipahami
sehingga dalam membaca pun menjadi santai dan tidak perlu berpikir keras.
Terkadang, bencana pun dapat menjadi sebuah hiburan. Ya, lewat sebuah novel.
Komentar
Posting Komentar