Dunia Pasca-Apokaliptik dalam Eksperimem Wilayah Pemusnahan : Sebuah Resensi Novel

 

Upaya Pemulihan Dunia Pasca-Apokaliptik dalam Eksperimen Wilayah Pemusnahan

1.    Judul                : The Fever   Code

2.    Penulis              : James  Dashner

3.    Penerbit             : PT Mizan   Pustaka

4.    Tahun Terbit         : 2016

5.    Tebal Buku           : 460 halaman

6.    Harga Buku           : Rp89.000,00    

    

   

    Sebuah novel yang memiliki sampul bertuliskan “The Fever Code” ini merupakan sebuah novel prekuel dan buku kelima dari seri The Maze Runner karangan James Dashner. James Dashner adalah penulis #1 New York Times melalui serialnya The Maze Runner  yang terdiri dari 5 buku : The Maze Runner, The Scorch Trial, The Death Cure, The Kill Order, dan The Fever Code. Ketiga buku pertama merupakan sebuah rangkaian sekuel, sedangkan kedua buku terakhir merupakan prekuel dari ketiga buku pertama yang berlatar waktu sebelum buku pertama, kedua, dan ketiga. Ketiga buku pertamanya sudah dibuat menjadi film yang berjudul sama. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Mizan Fantasi, PT Mizan Pustaka. Buku yang mengangkat cerita tentang upaya pemulihan dunia pascaapokaliptik ini memiliki 450 halaman ditambah 8 halaman informasi buku dan 2 halaman paling belakang berisi iklan buku-buku sebelumnya. Jadi buku ini memiliki total 460 halaman dalam 230 lembar. 450 halaman cerita itu diawali dengan prolog sebanyak 8 halaman dan cerita inti dimulai pada halaman 9. Di akhir cerita terdapat epilog berjumlah 5 halaman, ucapan terima kasih sebanyak 2 halaman, dan yang terakhir adalah pratinjau yang merujuk dan berlanjut ke novel pertamanya, The Maze Runner. Pratinjau tersebut berisi potongan bagian dari 2 bab pertama dari novel pertamanya. Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2016. Sampul depan dari buku ini dibuat cukup menarik dengan mengambil gambar sebuah kota yang dipadukan dengan sebuah maze atau sebuah labirin yang menjadi dasar cerita dari novel pertama dan di dalam buku ini akan dibahas bagaimana asal muasal terbentuknya maze. Sedangkan sampul belakang dari novel ini berisi sinopsis singkat tentang novel dan berisi gambar sampul depan dari keempat novel terdahulunya. Harga dari novel ini adalah Rp 89.000,00.

         Pertama, dunia hancur: hutan-hutan terbakar, danau serta sungai mengering, dan permukaan laut naik. Lalu, datanglah wabah: demam menyebar ke seluruh dunia. Kematian melanda, kekerasan berkuasa, dan pembunuhan merajalela. Dalam keputusasaan, muncullah WICKED yang mencari solusi untuk menyelamatkan dunia. Mereka lantas menemukan anak laki-laki yang sempurna. Anak itu bernama Thomas. The Fever Code adalah prekuel kedua dari serial The Maze Runner yang fenomenal. Di sini, kesetiaan akan diuji, kebohongan akan terbongkar , serta semua rahasia akan terjawab. Ini adalah kisah bagaimana Thomas menciptakan maze ... dan hanya dia yang mampu menghancurkannya. Itulah sinopsis yang tertulis di sampul belakang buku ini.

         Seperti judul dari resensi ini, buku ini bercerita mengenai perjuangan dari sebuah organisasi bernama WICKED ( World In Catastrophe : Killzone Experiment Department, dalam bahasa Indonesia, Dunia dalam Kehancuran : Departemen Percobaan Wilayah Pemusnahan ) dalam upaya pemulihan dunia pada masa pascaapokaliptik. Para anggotanya tergabung dalam sebuah koalisi yang bernama Koalisi Pasca Flare dan dipimpin oleh seorang kanselir. Tujuan dibentuknya organisasi ini adalah mencari obat penawar virus Flare dengan melakukan eksperimen kepada para anak yang diculik dari orang tua mereka untuk dijadikan percobaan dengan mengamati tingkah laku dan pemikiran mereka melalui yang mereka sebut “wilayah pemusnahan” atau yang kita kenal sebagai “otak”.

Semua berawal pada ledakan sinar matahari yang meluluhlantakan dunia. Kehancuran dunia setelah ledakan sinar matahari ini selebihnya diceritakan secara lebih rinci pada prekuel pertama atau seri keempat yaitu The Kill Order. Setelah terjadi bencana mahadasyat itu, muncullah masalah baru : virus bernama Flare. Virus ini akan menginfeksi otak manusia yang tidak kebal, mengacaukan pikirannya, dan mengerogoti organ dalamnya. Setelah beberapa waktu, para manusia yang terinfeksi virus tersebut memasuki fase yang disebut fase Gone. Fase di mana orang yang terinfeksi virus Flare akan berubah menjadi makhluk yang bernama Crank. Crank adalah makhluk parasit yang menjadikan manusia sebagai inang dan mengubahnya menjadi zombie. Crank telah menghancurkan kehidupan manusia di permukaan bumi, dimana jutaan orang telah berubah menjadi mayat hidup. Beberapa orang terlahir dengan kekebalan khusus yang menjadikannya kebal terhadap virus Flare. Mereka disebut para Muny. Kebanyakan anak-anak yang diculik WICKED adalah para Muny. Dari berbagai percobaan dan segala pengamatan yang dilakukan terhadap anak-anak ini, WICKED berusaha menemukan obat dari virus Flare.

         Buku ini diawali dengan sebuah prolog yang menceritakan latar belakang seorang tokoh bernama Newt. Ia bangun untuk melihat sebuah keajaiban yang dulunya bukanlah suatu kemustahilan. Salju. Keajaiban itu berubah menjadi malapetaka setelah datangnya beberapa orang yang mendobrak masuk ke rumahnya. Membunuh kedua orang tuanya dan menculiknya bersama dengan adiknya Lizzy.

         Selanjutnya, setelah prolog, kita dibawa ke cerita yang sebenarnya. Cerita diawali dengan seorang anak yang bernama Stephen. Ia baru berumur 5 tahun kala itu. Ia diculik dan dicuci otaknya. Mereka mengganti namanya menjadi Thomas. Waktu berjalan 2 tahun setelah kejadian penggantian nama itu. Ia telah mengikuti rutinitas yang ditetapkan :  sarapan pagi, tes darah, mengikuti kelas-kelas, dan kembali tidur. Semua itu dilakukannya seorang diri tanpa teman, hanya orang dewasa. Selama tinggal di situ, Ia diurus oleh seorang dokter bernama Ava Paige yang nantinya akan menjadi kanselir.

         Hingga akhirnya Ia mengetahui bahwa ada seorang gadis yang juga ada di tempat itu. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Ia bertemu dengan gadis itu dalam sebuah ruangan. Ia mengetahui bahwa semua gerak-geriknya, pemikirannya, tingkah lakunya diawasi oleh WICKED. Thomas pun mengetahui bahwa gadis itu bernama Teresa. Ia dan Teresa pun sejak saat itu menjadi dekat dan sering dipertemukan dalam sebuah pertemuan bersama para petinggi organisasi mengenai eksperimen-eksperimen yang akan dilakukan.

         Pada suatu hari, Ia dan Teresa dibawa ke sebuah ruang bawah tanah. Mereka dipertunjukkan 2 buah gua yang sangat besar. Mereka diberi tahu bahwa tempat itulah yang nanti dijadikan tempat eksperimen kepada para subjek (sebutan kepada anak-anak yang diuji coba) bernama maze. Mereka lah yang akan membantu WICKED dalam membangun maze ini. Dari situ mereka mengetahui bahwa mereka adalah subjek elite bersama 2 anak lain yaitu Aris dan Rachel.

         Pada suatu malam, ia bertemu dengan seorang anak bernama Newt dan saat itu ia mengetahui bahwa kamarnya tidak terkunci selama ini. Newt membawanya bersama Teresa ke ruang “Pemeliharaan”. Di situ, Thomas bertemu dengan teman-teman baru yaitu Alby dan Minho. Newt pun mengajaknya berkeliling di kompleks WICKED. Ia pun mengetahui bahwa terdapat anak-anak lain yang seluruhnya perempuan yang tergabung dalam grup B. Di situ ia bertemu dengan adik Newt, Lizzy.

         Selang beberapa waktu, mereka bertemu dengan anak baru bernama Gally. Ia merencanakan rangkaian rencana untuk keluar dari kompleks WICKED. Dari situ timbullah gejolak di dalam hati Thomas. Ia pun sadar bahwa Ia termasuk orang orang yang beruntung karena Ia memiliki tempat tinggal dan makanan yang layak. Tetapi, Ia dan teman-temannya tetap menjalankan rencana itu. Di tengah perjalanan, mereka gagal dan tertangkap oleh salah satu penjaga WICKED. WICKED pun menghukum mereka dengan mengirim mereka ke terowongan para Crank. Di sana Thomas dan teman-temannya akhirnya mengetahui bagaimana perangai Crank dan kengeriannya. Di sana juga disebutkan sebuah kutipan yang nantinya akan sering muncul di buku 1,2, dan 3 yaitu WICKED ITU BAIK. Sejak kejadian itu, Thomas dan teman-temannya menjadi jarang berkumpul.

         Beberapa lama setelah kejadian itu, Teresa pun mengetahui bahwa dirinya dan Thomas memiliki kemampuan untuk bertelepati. Selanjutnya, mereka lebih sering berbicara menggunakan telepati. Rutinitas mereka kemudian ditambah dengan pekerjaan membangun maze. 5 tahun setelah pembangunan maze dimulai, akhirnya maze siap untuk dijadikan tempat percobaan dengan mengirimkan subjek-subjek eksperimen ke dalam maze dengan memberi mereka berbagai masalah yang harus mereka hadapi. Itulah yang WICKED cari dengan mengamati cara kerja otak mereka untuk mencari obat dari virus Flare.

         Thomas dan Teresa sekarang hidup berdampingan dengan anak-anak lainnya di grup A. Thomas mendapatkan teman baru di situ. Anak itu bernama Chuck. Satu persatu teman-temannya dimasukkan ke dalam maze. Anak-anak tersebut sebelumnya sudah dihapus memorinya sebelum masuk ke tempat percobaan tersebut. Hal itu menambahkan rasa kebencian Thomas kepada WICKED.

         Hari-hari setelahnya, Thomas lebih sering menghabiskan waktunya untuk mengamati teman-temannya di ruang pengamatan. Hari-hari berlalu dan tibalah saatnya teman yang sudah Ia anggap adik sendiri masuk ke dalam maze. Perpisahan tak terelakkan. Beberapa saat setelah itu, mereka mengetahui bahwa para petinggi WICKED terjangkit virus Flare. Para subjek elite pun dikerahkan untuk melakukan Operasi Penggulingan. Dari situlah Dr. Ava Paige, pengasuh Thomas, menjadi kanselir. Thomas ditugaskan untuk ikut mengamati tempat eksperimen WICKED selanjutnya di tempat yang bernama Schorch bersama George dan Brenda. Namun, tetap Thomas memikirkan upaya meloloskan diri dari organisasi itu. Ia pun berencana untuk masuk ke dalam maze dan mengeluarkan dirinya sendiri bersama teman-temannya. Ia mengusulkan rencana pemasukan anggota elite ke dalam maze dengan dalih untuk mengamati secara langsung subjek-subjek percobaan tanpa penghapusan memori untuk dirinya sendiri. Dr. Ava Paige menyetujui hal itu dan menyuruh Thomas untuk bersiap-siap masuk ke dalam maze. Namun, apa yang terjadi? Pada saat akan masuk ke maze, Thomas diracuni dan Ia pun pingsan. Ia dikhianati oleh orang yang selama ini mengasuhnya. Ia dikhianati oleh organisasi yang selama ini ia bantu.

         Itulah sinopsis novel ini. Setelah itu, disajikan epilog yang berisi memorandum dari Kanselir Ava Paige dan Teresa yang menceritakan keberhasilannya dalam membangun dan menjalankan eksperimen maze  ini. Setelah itu ada ucapan terima kasih dari penulis, biodata singkat tentang penulis, dan penggalan bab pertama dan kedua dari buku pertama.

         Dimulai dari tokoh. Cerita ini mengambil Thomas sebagai tokoh utamanya. Thomas adalah tokoh yang kehidupannya paling diikuti dan diperinci. Penulis bahkan mengetahui isi pikiran Thomas. Penulis menggambarkan Thomas sebagai remaja yang tergolong genius, mempunyai gaya berpikir yang inovatif, dan hati yang lembut. Sebagian besar masalah diselesaikan tokoh ini. Ia peduli terhadap orang lain dan berhati-hati dalam bertindak. Selanjutnya adalah Teresa. Ia adalah teman dekat Thomas dan juga merupakan anggota elite yanh berarti Teresa adalah seorang anak yang sama geniusnya dengan Thomas. Di beberapa bagian cerita, Teresa bahkan digambarkan memiliki pikiran yang lebih cerdas dibandingkan dengan Thomas. Teresa cenderung bersikap lebih dewasa. Anak ini selalu mengingatkan Thomas bila Thomas akan mengambil sebuah keputusan. Ia adalah satu-satunya perempuan di grup A. Namun, pada akhirnya ia lebih memilih berpihak kepada WICKED. Ia juga dimasukkan ke maze tak lama setelah Thomas tetapi tanpa penghapusan memori. Beberapa anak lainnya adalah Newt, Minho, Alby, Chuck, Gally, Rachel, dan Aris. Newt digambarkan sebagai remaja pemberani yang memimpin kelompoknya itu bertualang di dalam kompleks WICKED. Ia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan cukup keras kepala. Ia memiliki relasi yang cukup kuat dengan Thomas dan Ia adalah anak yang penyayang terutama kepada adiknya, Lizzy. Minho adalah seorang anak keturunan Asia yang juga diculik oleh WICKED. Ia adalah anak yang tangkas, pemberani, namun sangat keras kepala. Ia mempunyai tekad yang kuat untuk keluar dan balas dendam kepada WICKED. Ia yang memimpin kelompok kecilnya itu menyelinap keluar dari kompleks WICKED. Sedangkan Alby adalah seorang pemimpin yang bijaksana yang nantinya memimpin teman-temannya di dalam maze. Ia adalah orang yang tenang dan tidak terburu-buru, lebih-lebih saat mengambil keputusan. Lain halnya dengan Chuck. Ia digambarkan sebagai anak kecil yang senantiasa perlu dibela dan didampingi. Anak ini mempunyai sifat periang, suka bercanda, peduli, tetapi penakut dan lemah. Ia sudah dianggap adik sendiri oleh Thomas. Oleh sebab itu, sangat sulit bagi Thomas untuk berpisah dengannya saat Chuck akan masuk ke maze. Berbeda dengan Gally. Ia adalah anak yang bisa dibilang nakal dan pemberontak. Saking menjengkelkannya, Ia kemudian dijauhi oleh Thomas dan teman-temannya. Ia yang memberi tahu Minho jalan keluar untuk menyelinap keluar dari kompleks WICKED. Sedangkan Aris dan Rachel adalah 2 anak dari grup B yang juga merupakan anggota elite sama seperti Thomas dan Teresa. Mereka adalah anak yang sama geniusnya dengan Thomas dan Teresa. Mereka pun agak sedikit lebih pemberani dibandingkan Thomas dan Teresa. Mereka yang mempimpin Operasi Penggulingan. Selain anak-anak itu, terdapat juga beberapa tokoh orang dewasa. Di antaranya adalah Dr. Ava Paige, Kanselir Anderson, Dr. Leavitt, Randall, George, Brenda, dan beberapa psikolog dan penjaga lainnya. Dr. Ava Paige sangat berperan penting di dalam novel ini. Ia adalah seorang dokter yang ditugaskan untuk mengasuh Thomas. Thomas sering mengajaknya berbicara dan menceritakan banyak hal kepadanya. Wataknya baik, lembut, ramah, penyayang, dan tegas. Namun, dibalik semuanya itu, tersimpan banyak rahasia yang Thomas tidak mengerti. Ia yang mengomandokan sejumlah tindakan dan Ia jugayang membuat sejumlah masalah. Kanselir Anderson adalah orang yang cukup baik tetapi menjengkelkan, juga aneh. Sedangkan tokoh yang lainnya hanya diceritakan sedikit dalam cerita. Penokohan dalam novel ini dibawakan secara analitik maupun dramatik melalui tingkah laku maupun isi pikiran tokoh.

         Beberapa tempat yang diceritakan hanya berkutat pada kompleks WICKED, hutan sekeliling WICKED, terowongan para Crank, dan tentunya maze bawah tanah. Hal ini mungkin akan membuat beberapa pembaca akan merasa bosan. Tetapi ada suatu tempat yang memberikan suasana berbeda yaitu Scorch.  Scorch adalah tempat eksperimen selanjutnya yang berupa kota mati di tengah hamparan padang pasir luas. Namun, Scorch hanya diceritakan sedikit di akhir cerita. Sedangkan suasana yang digambarkan berubah-ubah. Terkadang bahagia, sedih, menegangkan, dan lain-lain. Pembaca akan dibawa dan dibuat berimajinasi oleh karena tingkah laku tokoh yang digambarkan dengan sangat rinci sampai dengan isi pikirannya. Sama seperti novel-novel sebelumnya, penulis membawakan novel dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Terjemahan dari buku aslinya juga cukup bagus tanpa banyak mengubah makna kata. Kita tidak harus membuka KBBI terlebih dahulu untuk memahami kata-kata yang ada di dalam buku ini karena bahasanya sangat ringan dan santai walau terdapat kata-kata yang cukup asing terdengar. Penulis juga tidak terlalu melebih-lebihkan kata-katanya dan jarang menggunakan kalimat ungkapan. Sedangkan dari sudut pandang juga masih sama dengan buku sebelumnya, yaitu orang ketiga serba tahu dengan subjek yang paling disorot adalah Thomas. Penulis menyajikan sudut pandangnya dengan gaya bahasa yang luwes dan tidak monoton sehingga pembaca tidak bosan dalam memahami dan mendalami tokoh dan isi pikiran tokoh.

         Dari segi alur, penulis membawakan cerita ini dengan cukup lambat di beberapa bagian namun cepat di beberapa bagian terutama saat tokoh mengalami konflik. Pada awal cerita, pengenalan tokoh dilakukan secara perlahan dan mendalam. Penulis berusaha membuat pembaca mengerti sifat dan watak yang dimiliki tokoh. Penulis sering menggunakan kalimat yang panjang hanya untuk menjelaskan isi pikiran tokoh dalam kurun waktu yang sempit. Jalan cerita pada awalnya cukup membosankan karena hanya bertempat pada kompleks WICKED yang hanya menceritakan kehidupan Thomas yang berisi rutinitasnya sehari-hari. Tidak seperti bukunya yang pertama yang penuh dengan petualangan. Hal itu bisa dimaklumi karena pada novel pertama jangkauan latar tempatnya tergolong besar dan berpengaruh pada petualangan yang dihadirkan. Konflik sudah dihadirkan pada awal cerita. Salah satu konflik pembuka adalah pencucian otak Thomas yang dulunya bernama Stephen. Penulis tidak tanggung-tanggung dalam menceritakan penderitaan yang dialami anak kecil berusia 5 tahun. Konflik terbesar dan puncak akhir dari cerita adalah pengkhianatan Dr. Ava Paige yang menghapus memori Thomas. Konflik-konflik yang terjadi dihadirkan secara cepat dan menegangkan sehingga membuat pembaca tertarik untuk terus membaca. Di setiap akhir bab, penulis pasti selalu mengakhiri dengan kalimat yang menggantung sehingga pembaca akan terus penasaran akan bab selanjutnya. Mungkin inilah keunggulan dan keunikan James Dashner. Ia mampu membuat pembaca penasaran dan tertantang untuk terus membaca kelanjutan kisahnya. Tak heran, Ia dinobatkan sebagai penulis #1 New York Times atas serialnya The Maze Runner. Penyelesaian dari setiap konflik juga dipaparkan secara halus dan perlahan sehingga pembaca akan merasa puas akan penyelesaian masalah yang diselesaikan oleh tokoh. Terkadang penulis membawa beberapa kilas balik untuk memberi tahu latar belakang yang dimiliki tokoh sehingga pembaca dapat mengetahui lebih jelas watak yang dimiliki oleh tokoh tersebut.

         Ditinjau dari segi tipografi, penulis mengusung teknik yang cukup menarik. Hal itu diawali dengan adanya keterangan tanggal dan waktu pada setiap bab. Namun, penulisan waktu yang digunakan tidak seperti penulisan waktu yang benar pada saat ini. Mungkin penulis ingin menampilkan penulisan waktu di tengah keadaan dunia pascaapokaliptik. Contohnya adalah pada awal bab pertama ditulis “221.11.28|09.23” dan pada bab kedua ditulis “221.11.28|09.56”. Setelah diamati melalui beberapa bab, kita mengetahui bahwa angka pertama adalah tahun, angka kedua adalah bulan, dan angka ketiga adalah tanggal. Sedangkan angka disampingnya adalah penanda waktu atau jam. Segi tipografi lainnya adalah penulis menuliskan isi pikiran, penekanan kata, dan pesan telepati Thomas dan Teresa dengan huruf miring. Contohnya adalah “Aku tidak akan pernah melupakannya, tutur Stephen kepada dirinya sendiri. Tidak akan pernah.” , “Membantu orang-orang sepertiku pada masa depan. Apakah kalian mengerti?” , dan “Kita bisa melakukannya, kata gadis itu suatu pagi, membangunkannya dari tidur lelap.” Terdapat juga perbedaan font pada penulisan memorandum menjadi font yang bergaya mesin ketik. Hal ini mungkin dimaksudkan penulis untuk menegaskan bahwa tulisan tersebut adalah sebuah memorandum yang telah diketik.

         James Dashner dilahirkan di Georgia, Amerika Serikat. Banyaknya konflik yang menyerang kejiwaan dan banyaknya gedung besar di Amerika mungkin menjadi salah satu alasan latar dari buku ini. Beberapa bagian buku ini menyebutkan bahwa markas WICKED terletak di Amerika Utara. Hal itu diilhami oleh tempat tinggal penulis yang ada di Amerika Utara. Berbagai masalah yang ada di Amerika menjadi inspirasi James Dashner untuk membubuhi novelnya dengan masalah tersebut.

Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari cerita yang disuguhkan ini. Salah satunya adalah kesetiaan. Kesetiaan menjadi kunci dari setiap masalah ini. Thomas dan teman-temannya diuji mengenai kesetiaan mereka terhadap WICKED yang telah mengasuh dan merawat mereka. Dr. Ava Paige diuji mengenai kesetiaannya terhadap pekerjaannya. Ia rela menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi pada WICKED yang berusaha untuk menyelamatkan umat manusia. Selain kesetiaan, juga terdapat pelajaran yang dapat kita ambil. Di antaranya adalah selalu mengambil sisi positif dari setiap masalah, bersikap tenang dan tidak terburu-buru dalam mengambil suatu keputusan, dan rela berkorban untuk kepentingan bersama.

Beberapa ulasan terhadap buku ini adalah “Cerita menegangkan wajib dibaca”-Seventeen.com, “Menegangkan hingga akhir”-Kirkus Reviews, dan “Layak membuat pembaca menjerit.”-Romantic Times. Memang benar, konflik yang dihadirkan selalu menegangkan dan serba cepat. Keseluruhan cerita yang disuguhkan penulis di dalam cerita ini cukup memuaskan. Paling tidak mengobati rindu para pembaca akan petualangan Thomas bersama dengan teman-temannya. Novel ini sangat layak dan disarankan untuk dibaca oleh para penggemar serial The Maze Runner karena ceritanya berhubungan erat dengan buku-buku sebelumnya dan dapat memberi kita sejumlah informasi yang sebelumnya tidak kita dapatkan di buku sebelumnya. Dengan harga Rp 89.000,00 novel ini cocok dibaca oleh remaja yang ingin mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah dalam dunia yang hancur dan bagaimana bersikap tenang di tengah emosi yang berkecamuk di dalam hati atau hanya sekedar hiburan semata. Buku ini mengajarkan banyak pelajaran kepada kita dan dapat menginspirasi para remaja untuk berimajinasi dan berkarya dengan menuangkannya dalam menulis buku. Saya pribadi sendiri menyukai buku ini karena buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan saya akan permasalahan yang terjadi di buku sebelumnya. Bahasanya juga mudah dipahami sehingga dalam membaca pun menjadi santai dan tidak perlu berpikir keras. Terkadang, bencana pun dapat menjadi sebuah hiburan. Ya, lewat sebuah novel.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS PERMASALAHAN BANJIR DAN PENERAPAN SOLUSINYA MELALUI PENDEKATAN NORMALISASI DAN NATURALISASI SUNGAI

Dwika Alam Indrajati: Peran Mahasiswa dalam Gejolak Isu Sosial Politik di Indonesia

Bumi Semakin Panas