Minyak Bumi : Makalah Kimia mengenai Hidrokarbon dan Pemanfaatannya
Minyak Bumi
Dewasa ini, kehidupan manusia tidak bisa
dipisahkan lagi dengan keberadaan minyak bumi. Semua aktivitas yang dijalani
manusia selalu membutuhkan olahan minyak bumi. Minyak bumi hadir dalam berbagai
olahan seperti LPG ( Liquified Petroleum
Gas ), avtur ( Aviator Turbine ),
avgas ( Aviation Gasoline ), minyak
tanah ( kerosin ), bensin ( gasoline
), solar ( diesel ), aspal, parafin,
bensol, vaselin, spiritus, dan oli.
LPG merupakan campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari minyak mentah dan natural gas serta komponen
utamanya adalah propana (C3H8) dan butana (C4H10). LPG digunakan
sebagai bahan bakar untuk memasak. Sedangkan avtur adalah salah satu jenis
bahan bakar berbasis minyak bumi yang berwarna bening hingga kekuning-kuningan,
memiliki rentang titik didih antara 145-300°C dan digunakan sebagai bahan bakar pesawat
terbang. Sementara avgas yang juga
dikenal sebagai roh penerbangan di Inggris, adalah avtur yang digunakan dalam pesawat mesin piston.
Avgas dibedakan dari mogas (motor gasoline), yang merupakan bensin
sehari-hari yang digunakan dalam mobil dan beberapa pesawat ringan non komersial.
Avgas mengandung tetraetil timbal (TEL), zat beracun yang digunakan untuk
mencegah mesin knocking (peledakan). Berbeda dengan avgas, minyak tanah
adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Minyak tanah
diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150° C dan 275°C. Pada masa sebelum listrik ditemukan,
minyak tanah digunakan dalam lampu minyak tanah. Pada masa kini, umumnya minyak
tanah digunakan untuk keperluan industri ( seperti solvent ) dan sebagian masih
digunakan sebagai bahan bakar di rumah tangga ( memasak, penerangan, dll ).
Tidak hanya di industri rumah tangga saja,
minyak bumi juga digunakan dalam kebutuhan bahan bakar kendaraan yang umumnya
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari : sepeda motor, mobil, bus, dan lain-lain.
Minyak bumi untuk kebutuhan ini dijumpai dalam bentuk bensin dan solar. Secara
sederhana, Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin
terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya
sehingga membentuk rantai. Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan CO2,
H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4 MJ. Bensin memiliki beberapa perbedaan dengan
solar. Bensin banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan yang membutuhkan
kecepatan dibandingkan power. Sehingga banyak dipakai pada kendaraan berukuran
kompak seperti sepeda motor, MPV, mini SUV dan sedan. Sementara solar, dengan
kandungan energi lebih tinggi dan torsinya juga besar maka cocok dipakai pada
mobil yang lebih membutuhkan power dibandingkan kecepatan. Diesel dipakai pada
truk, bus, alat berat, kereta api, mesin kapal, dan mesin-mesin industri.
A. Bilangan
Oktan
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk
mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Semakin tinggi nilai oktan, berarti
semakin sedikit ketukannya, dan semakin baik juga mutunya.
Hidrokarbon |
Bilangan Oktan Road Index |
n-heptana 2-metilheptana n-heksana 2-metilheksana 1-heptena n-pentana 1-pentena 1-butena Sikloheksana 2,2,4-trimetil pentana |
0 23 25 44 60 62 84 91 97 100 |
Tabel
1.1 Hidrokarbon dan Bilangan Oktannya
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena
dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana dapat dikompres sampai volume
kecil tanpa mengalami pembakaran spontan. Tidak seperti yang terjadi pada
heptana, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit. Isooktana
menghasilkan ketukan paling sedikit dan diberi nilai oktan 100. Sedangkan
n-heptana menyebabkan ketukan paling banyak dan diberi nilai 0.
Untuk
menentukan nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai
pembanding yaitu isooktana dan n-heptana. Kedua senyawa ini adalah
dua diantara banyak macam senyawa yang tedapat dalam bensin.
Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik
dalam bensin seperti isooktana tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih
sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke piston lebih
besar. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih
banyak alkana rantai bercabang/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus.
Kemudian nilai oktan ditingkatkan dengan
cara-cara berikut ini:
1. Mengubah hidrokarbon rantai lurus
dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui proses
reforming. Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai
karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama
bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
2. Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik
ke dalam campuran akhir fraksi bensin.
3. Menambahkan aditif anti ketukan ke
dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin. Zat Aditif adalah suatu zat yang di tambahkan
kedalam suatu campuran / adonan / larutan dengan jumlah yang sangat
sedikit dengan tujuan memberikan kualitas yang baik / yang di inginkan dengan
signifikan. Berikut contoh zat aditif yang di tambahkan ke dalam bahan bakar :
1) Ethyl Tertier Butil Ether
(ETBE).CH3O(C2H5)3
2) Tertier Amil Metil Eter (TAME). CH3 O
(CH3) C2H5
3) Metil Tertier Butil Eter (MTBE).
CH3O(CH3)3
4) Tetra Etil Lead (TEL) . Pb(C2H5)4
B. Mutu
Bensin
Bensin atau sering disebut gasoline/premium
terdiri dari campuran isomer heptane (C7H16) dan oktana (C8H18). Bensin
merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar
mesin dan kendaraan bermotor.
Mutu bahan bakar bensin ditentukan oleh
jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkan. Jumlah ketukan dinyatakan dengan
nilai oktan. Semakin tinggi mutu bensin, berarti jumlah ketukan semakin
sedikit, dan angka oktanya semakin tinggi. Sebagai pembanding dalam penentuan
bilangan oktan pada bensin digunakan nilai n – heptana dan isooktana. Kedua
senyawa ini merupakan sebagian senyawa yang terdapat dalam bensin. Isooktana
memberikan ketukan paling sedikit, diberi nilai oktan 100. N – heptane
menghasilkan ketukan paling sedikit, diberi nilai nol. Suatu campuran yang
terdiri dari 80% isooktana dan 20% n – heptane mempunyai nilai oktan sebesar 80
.
Salah satu jenis bensin, misalnya premium mempunyai
nilai oktan 88. Ini berarti mutu premium setara dengan campuran 88% isooktan
dan 12% n – heptane. Namun, mutu premium atau jumlah ketukan yang dihasilkan
setara dengan campuran 88% isooktan dan 12% n – heptana. Pada umumnya bensin
menimbulkan banyak ketukan. Hal ini terjadi karena sebagian besar bensin yang
merupakan hasil penyulingan terdiri dari alkane rantai lurus.
Bensin yang berantai hidrokarbon lurus
kualitasnya kurang baik karena mengakibatkan penyalakan/knocking pada mesin
sehingga mesin menjadi cepat rusak. Namun, knocking ini dapat dikurangi dengan
menambahkan TEL (tetraethyl lead), yaitu Pb(C2H5)4. Penambahan 2-3 mL TEL
kedalam 1 galon bensin, dapat menaikan nilai oktan 15 poin. Kekurangan dari
penambahan TEL ini adalah dalam pembakaran bensin akan menghasilkan oksida
timah hitam yang keluar bersama asap knalpot atau menempel pada mesin. Untuk
mengantisipasinya, maka ke dalam bensin bertimbal ini dicampurkan 1,2 – dibromo
etana sehingga endapan PbO dalam mesin tidak terjadi.
Bensin terbagi menjadi 3 jenis, yaitu premium, pertamax, dan pertamax plus. Ketiganya mempunyai
performance atau mutu yang berbeda. Di Indonesia terdapat beberapa bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai
mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ditemukan berdasarkan
nilai RON (reserch octane number).
1. Premium (RON 88). Umumnya, premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan
bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan motor tempel. Bahan bakar ini
sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
2. Pertamax (RON
92). Pertamax
ditujukan untuk kendaraan yang mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan
tinggi tanpa timbel (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan
yang diproduksi diatas tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi
setara dengan electronic fuel injection.
3. Pertamax Plus (RON 95). Jenis BBM ini mempunyai nilai oktan tinggi. Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan berteknologi mutakhir yang mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio lebih besar dari 10,5 dan menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable valve timing (VVT-I pada Toyota, VVT pada Suzuki, VTEC pada Honda dan VANOS/Valvetronic pada BMW), turbochargers, serta catalic converters.
Kesimpulan
Minyak bumi memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya bermanfaat di kebutuhan
rumah tangga tetapi juga kebutuhan industri. Salah satu hasil olahan minyak
bumi adalah bensin. Perbedaan mutu bensin dipengaruhi oleh bilangan oktan.
Semakin bagus mutu bensin semakin besar bilangan oktan. Semakin besar bilangan
oktan semakin baik proses pembakaran dalam mesin kendaraan.
Komentar
Posting Komentar