Desa Penglipuran

Desa Penglipuran 


Adalah salah satu objek wisata di Pulau Dewata, Bali. Di tengah ingar bingar Bali yang saat ini berlomba-lomba untuk meniru kebudayaan barat : pembangunan mall, villa-villa mewah, beachclub, dll. Beberapa tempat wisata memilih untuk mempertahankan kebudayaan aslinya yang kental dengan berbagai tradisi tradisional : kesenian, bangunan, dan keagamaan. Termasuk desa penglipuran yang sampai saat ini, di tengah era yang serba modern, memilih untuk mempertahankan bangunan dan kebudayaan tradisional. Kedatangan saya di sini disambut dengan nuansa asri dan sejuk. Ukiran-ukiran yang terpapar di pagar pintu masuk langsung memikat mata saya. Masuk lebih dalam lagi, terlihat deretan rumah tradisional Bali lengkap dengan gapura masuk khas Bali yang disebut angkul-angkul. Masing-masing rumah dihubungkan dengan jalan utama yang menanjak mengarah ke pura di ujung desa. Hal ini dikarenakan budaya pengelompokan tata ruang desa. Bagian utara letaknya lebih tinggi dari rumah penduduk karena merupakan tempat bagi berdirinya pura. Di bagian tengah adalah zona tempat penduduk. Terdapat sekitar 226 keluarga di sini. Zona terakhir adalah setra atau zona kuburan.

Berjalan-jalan di desa ini, terlihat penduduk desa asli datang dan menawarkan beraneka macam kerajinan khas Bali dan berbagai makanan khas Bali. Terlihat beberapa tetua desa sedang berdoa dengan kemenyan di depannya. Berbagai macam bunga menghiasi jalanan, menambah kesan asri di desa ini.

              Saya pun berjalan menuju pura di ujung desa tersebut. Pura yang begitu megah di ujung sebuah desa yang indah. Sungguh pemandangan yang menenangkan hati. Berdiri di depan pura, terlihat pemandangan seluruh desa yang terhampar luas. Saya juga menyempatkan untuk masuk ke salah satu rumah tradisional di desa ini. Masuk melewati gapura depan, disambut dengan halaman depan yang cukup luas. Di samping halaman, terdapat semacam gazebo tradisional. Di belakang itu semua terdapat rumah yang dindingnya masih terbuat dari bambu. Di dinding depan rumah terdapat semacam hiasan berupa topeng berwarna merah khas Bali.

              Ya, Bali masih mau dan mampu untuk mempertahankan semua ke-tradisionalan-nya tersebut. Selain memang sudah tradisi, hal tersebut adalah salah satu faktor pendorong bidang pariwisata di Bali. Bali dengan segala kekhasannya, Bali dengan segala keunikannya, Bali yang selalu menarik untuk dikunjungi.


AKOMODASI

Lokasi : Desa Kubu, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Jarak dari Kuta kurang lebih 53 km. Perkiraan waktu tempuh 1 jam 30 menit.

Karena tidak ada sarana transportasi umum untuk menuju lokasi Desa Penglipuran, maka cara terbaik untuk menuju ke sini adalah menggunakan jasa rental mobil + sopir atau menyewa mobil tanpa sopir.

Harga tiket masuk :

Kategori

Domestik

Mancanegara

Dewasa

Rp 15.000

Rp 30.000

Anak

Rp 10.000

Rp 25.000

 

Tarif parkir : Rp 5000 untuk mobil. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS PERMASALAHAN BANJIR DAN PENERAPAN SOLUSINYA MELALUI PENDEKATAN NORMALISASI DAN NATURALISASI SUNGAI

Dwika Alam Indrajati: Peran Mahasiswa dalam Gejolak Isu Sosial Politik di Indonesia

Bumi Semakin Panas